Sabtu, 16 Desember 2017

POLA BUSANA

POLA BUSANA 

Hasil gambar untuk animasi POLA busana


A.    Pengertian Pola Busana

Pola sangat penting artinya dalam membuat busana. Baik tidaknya busana yang dikenakan dibadan seseorang (kup) sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola itusendiri. Tanpa pola, memang suatu pakaian dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah sebagus yang diharapkan. Dapat pula diartikan bahwa pola-pola pakaian yang berkualitas akan menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang dan bernilai tinggi, sehingga akan tercipta suatu kepuasan bagi sipemakai.Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:

1.    Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini mesti didukugoleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh sertamenganalisa posisi titik dan garis tubuh sipemakai;
2.    kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk lengan, kerahdan lain sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang luwes mesti memilikisikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran;
3.    Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas kartonmanila atau kertas koran;
4.    Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagianbagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah benang/seratkain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh dan tiras, tanda kelim dan lainsebagainya;
5.    Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola.

Agar  pola tahan lama sebaiknya disimpan pada tempat-tempat khusus seperti rak dandalam kantongkantong plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama dantanggal serta dilengkapi dengan buku katalog.Dengan adanya pola yang sesuai dengan ukuran, kita dengan mudah dapatmembuat busana yang dikehendaki. Menurut Porrie Muliawan (1990:2) pengertian pola dalam bidang jahit menjahit maksudnya adalah potongan kainatau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian. SelanjutnyaTamimi (1982:133) mengemukakan pola merupakan ciplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, ciplakan bentuk badan ini disebut pola dasar. Tanpa pola
 
pembuatan busana tidak akan terujut dengan baik, maka dari itu jelaslah bahwa pola memegang peranan penting di dalam membuat busana.Bagaimanapun baiknya desain pakaian jika dibuat berdasarkan pola yangtidak benar dan garis-garis pola yang tidak luwes seperti lekukan kerung lengan,lingkar leher, maka busana tersebut tidak akan enak dipakai. Pendapat inididukung oleh Sri Rudiati Sunato (1993:6) fungsi pola ini sangat penting bagi seseorang yang ingin membuat busana dengan bentuk serasi mengikuti lekuk-lekuk tubuh, serta membuat potongan-potongan lain dengan bermacam-macammodel yang dikehendaki. Maka dari itu jelaslah bahwa di dalam membuat busana sangat diperlukan suatu pola, karena dengan adanya pola, akan dapatmempermudah para pencinta busana untuk mempraktekkan kegiatan jahitmenjahit secara tepat dan benar. Sebaliknya jika dalam membuat busana tidak menggunakan pola, hasilnya akan mengecewakan. Hal ini didukung oleh pendapatPorrie Muliawan (1985:1) tanpa pola, pembuatan busana dapat dilaksanakantetapi kup dari busana tersebut tidak akan memperlihatkan bentuk feminim dariseseorang.Dengan demikian pola busana merupakan suatu system dalam membuat busana. Sebagai suatu sistem tentu pola busana juga terkait dengan sistem lainnya.Jika pola busana digambar dengan benar berdasarkan ukuran badan seseorangyang diukur secara cermat, maka busana tersebut mestinya sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Begitu pula sebaliknya, jika ukuran yang diambil tidak tepat,menggambar pola juga tidak benar, maka hasil yang didapatkan akanmengecewakan.Dengan demikian untuk mendapatkan busana yang baik dan sesuai dengandesain, maka setiap sub sistem di atas haruslah mendapat perhatian yang sangat penting dan serius.

B.   Macam macam pola busana

Ada beberapa macam pola yang dapat digunakan dalam membuat busana,diantaranya ialah pola konstruksi dan pola standar. Masing-masing pola inidigambar dengan cara yang berbeda, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu

1)    Pola KonstruksiPola konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badansipemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengansistem pola konstruksi masing-masing. Ada beberapa macam pola konstruksiantara lain:Pola sistem PraktisPola sistem DressmakingPola sistem CharmantPola sistem Meyneke dan lain-lain sebagainya.
2)     Pola standar Pola standar adalah pola yang dibuat berdasarkan daftar ukuran umum atauukuran yang telah distandarkan, seperti ukuran Small (S), Medium (M), Large(L), dan Extra Large (XL). Pola standar di dalam pemakaiannya kadangdiperlukan penyesuaian menurut ukuran sipemakai. Jika sipemakai bertubuhgemuk atau kurus, harus menyesuaikan besar pola, jika sipemakai tinggi atau pendek diperlukan penyesuaian panjang pola.
3)     Pola Dengan Teknik DrappingMenggambar pola dasar dengan teknik drapping adalah membuat pola sesuaidengan ukuran dan bentuk badan seorang model. Untuk mempermudah prosedur  pembutan pola, model dapat diganti dengan dressform atau boneka jahit yangukurannya sama atau mendekati ukuran model.
4)    Pola Busana Dengan Teknik Konstruksi Di Atas KainMenggambar pola dengan teknik konstruksi di atas kain berarti menggambar polatidak menggunakan pola yang digambar di atas kertas, tetapi pola digambar langsung di atas kain yang merupakan bahan dasar dari pakaian yang akan dibuat pakaian.
5)    Pola Busana Dengan Teknik Kombinasi. Membuat pola busana dengan teknik kombinasi merupakan salah satu cara pembuatan pola dengan mengombinasikan teknik konstruksi A dengan teknik konstruksi B, misalnya menggabungkan antara teknik konstruksi dengan teknik drapping. Tujuan dari teknik kombinasi adalah untuk membuat busana dengandesain-desain yang sulit seperti desain busana pesta.
6)    Pola jadi adalah Pola yang siap untuk dipakai sesuai dengan model tertentu.Contoh macam-macam pola jadi yaitu:
·         Pola Rader adalah lembaran kertas yang berisi macam-macam pola denganmodel atau desain busana yang digambar secara bertumpukkan dalam satuhalaman.
·         Pola Cetak adalah pola yang dibuat dengan jalan dicetak. Pola ini terdirisatu stel pola untuk satu model pakaian untuk anak maupun untuk orang dewasa.
 
C.     Alat  menjahit  utama

1.    Mesin Jahit Manual.
§  Mesin jahit manual dengan engkol tangan· Fungsi : Untuk menjahit setikkan lurus·
§  Mesin Jahit manual dengan Kaki.Fungsi : Untuk menjahit setikkan lurus·
2.    Mesin Jahit Semi Otomatis· Fungsi : Selain untuk setikkan lurus dapat digunakan untuk setikkan hias, lubang kancing, pasang kancing , dan sebagainyatergantung tipe mesin·
3.    Mesin Jahit Industri / High speed. Fungsi : Mesin jahit lurus untuk menjahit pakaiandengan berkecepatan tinggi yang biasa dipakai pada industri pada pakaian jadidiproduksi dalam jumlahbesar.·
4.    Mesin jahit khusus. Mesin jahit khusus adalah mesin jahit yang khusus untuk bagian penyelesaian seperti mesin neci, obras, kelim mesin pasang kancing, mesinlubang kancing dan sebagainya.· Fungsi : Mesin neci untuk menyelesaikan suatu jahitan pada bagian tertentu yaitu penyelesaian tiras busana.

D.   Alat menjahit penunjang

                      I.        Alat-alat mengukur 

1.    Veterban
Fungsi : untuk mengetahui letak bagian-bagian tertentu seperti pinggang, panggul dan badan agar ukuran yang tidak bergeser dan.diambil tepat.
2.    Pita ukuran
Fungsi : alat yang dipakai untuk mengambil ukuran badan untuk mengetahui ukuran yang diperoleh dan alat pengukur pada waktumenggambar pola besar.
3.    Alat tulis
Fungsi : untuk mencatat ukuran- ukuran yang diperoleh saat mengambilukuran.

                    II.        Alat-Alat Membuat Pola

1.    Skala
Fungsi : Sebagai alat ukur dalam menggambar pola dalam ukuran kecilseperti ukuran skala 1:4,1:6, 1:8

2.    Buku kostum
Fungsi : buku yang dipakai untuk menggambar pola kecil

3.    Penggaris pembentuk 
Fungsi : Mempermudah dalam membentuk pola busana yang sesuaidengan bentuk yang akan dibuat.

4.    Pensil merah biru
Fungsi : untuk mewarnai pola agar dapat membedakan pola depan dan belakang

5.    Kertas kopi atau kertas Koran
Fungsi : kertas yang digunakan untuk membuat pola besar sesuai ukuran asli

6.    Kertas Dorslag Merah Biru
Fungsi : Untuk menjiplak pola

7.    Boneka jahit
Fungsi : membuat pola dengan metode konstruksi padat (pola draping)

SUSUNAN UPACARA PENUTUPAN PPAB



UPACARA PENUTUPAN PERKEMAHAN PENGUKUHAN ANGGOTA BARU GUGUS DEPAN 01.150.S/01.151.S PANGKALAN SMP NEGERI 3 UNGARAN, TANGGAL 17 SEPTEMBER TAHUN 2017 SEGERA DIMULAI

1.    MASING-MASING PEMIMPIN PASUKAN MENYIAPKAN PASUKANNYA
2.    PRATAMA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
3.    PENGHORMATAN KEPADA PRATAMA
4.    LAPORAN PEMIMPIN PASUKAN KEPADA PRATAMA
5.    KAKAK PEMBINA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
6.    PENGHORMATAN KEPADA KAKAK PEMBINA
7.    LAPORAN PRATAMA KEPADA KAKAK PEMBINA BAHWA UPACAR SIAP DIMUALI
8.    AMANAT KAKAK PEMBINA
9.    PEMBACAAN DOA
10.  LAPORAN PRATAMA KEPADA KAKAK PEMBINA BAHWA UPACARA TELAH SELESAI
11.  PENGHORMATAN KEPADA KKAK PEMBINA
12.  KAKAK PEMBINA MENINGGALKAN LAPANGAN UPACARA
13.  UPACARA SELESAI, PASUKAN DI ISTIRAHATKAN
14.  PENGUMUMAN- PENGUMUMAN KEJUARAAN

SUSUNAN UPACARA API UNGGUN



UPACARA  PENYALAAN API UNGGUN PERKEMAHAN PENGUKUHAN ANGGOTA BARU GUGUS DEPAN 01.150.S/01.151.S PANGKALAN SMP NEGERI 3 UNGARAN, TANGGAL 16 SEPTEMBER TAHUN 2017               SEGERA DIMULAI
 

1.    PRATAMA UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
2.    KAKAK PEMBINA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
3.    PENGHORMATAN KEPADA KAKAK PEMBINA
4.    LAPORAN PRATAMA UPACARA KEPADA KAKAK PEMBINA
5.    PENYALAAN API DASA DHARMA
6.    SEKAPUR SIRIH API UNGGUN
7.    PENYALAAN API UNGGUN OLEH PEMBINA UPACARA DITANDAI DENGAN MENEKAN TOMBOL SIRINE
8.    AMANAT KAKAK PEMBINA
9.    LAPORAN PRATAMA KEPADA KAKAK PEMBINA
10.  PENGHORMATAN KEPADA KAKAK PEMBINA
11.  KAKAK PEMBINA MENEMPATI KURSI YANG TELAH DISEDIAKAN

KARYA SENI RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT

KARYA SENI RUPA TERAPAN DAERAH SETEMPAT Seni rupa dibedakan menjadi dua, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Karya seni rupa...